Kasus kematian Syarifah Sidah Alatas (60), seorang notaris terkenal asal Bogor, masih menyisakan banyak tanda tanya. Wanita yang dikenal gigih dan berdedikasi tinggi dalam pekerjaannya ini ditemukan tewas mengambang di Sungai Citarum, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (3/7/2025). Kondisi jenazahnya cukup mengenaskan, dengan kaki terikat dan beberapa luka yang diduga akibat kekerasan. Hingga kini, pelaku pembunuhan belum berhasil ditangkap, sementara mobil dan ponsel korban juga masih hilang.
Sidah dilaporkan hilang oleh keluarga setelah tidak memberikan kabar dan tidak bisa dihubungi selama beberapa hari. Laporan resmi kehilangan orang tersebut dibuat pada Senin (1/7/2025) malam di Polsek Tansa. Menurut informasi dari lingkungan tempat tinggalnya di Tirta Mas Residen Blok B, Taman Cimanggu, Kota Bogor, Sidah terakhir kali meninggalkan rumah pada Senin (30/6/2025) pagi menggunakan mobil Civic putih. Setelah itu, ia tidak pernah kembali.
Sosok Syarifah Sidah Alatas
Syarifah Sidah Alatas merupakan sosok yang dikenal aktif di lingkungan sekitar. Ia adalah seorang wanita keturunan Arab bermarga Alatas, salah satu keluarga terpandang di Bogor. Gelar “Syarifah” sendiri menunjukkan bahwa ia adalah keturunan Nabi Muhammad SAW dari jalur Sayyid Hasan, cucu Nabi melalui putrinya, Fatimah az-Zahra.
Menurut Deni, Ketua RT setempat, Sidah adalah sosok yang sangat kuat dan mandiri. Setelah sang suami meninggal, ia membesarkan tiga anaknya sendirian tanpa bantuan siapa pun. “Beliau ini pekerja keras. Subuh saja sudah bekerja, pulangnya tidak tentu waktu,” ujarnya.
Profesinya sebagai notaris membuat Sidah sering bekerja di luar jam normal. Namun, meskipun sibuk, ia tetap menjaga hubungan baik dengan tetangga dan lingkungan sekitar. “Sosialnya bagus. Bergaul sama tetangga enak,” imbuh Deni.
Penemuan Jenazah dan Proses Pemakaman
Jenazah Sidah ditemukan di Sungai Citarum, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, pada 3 Juli 2025 sore. Dari hasil identifikasi, korban diketahui memiliki ciri-ciri fisik yang cocok dengan Sidah yang telah dilaporkan hilang. Untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti, jenazah langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk autopsi.
Setelah proses medis selesai, jenazah Sidah kemudian dishalatkan di Masjid An-Nur, Empang, dan dimakamkan di Pemakaman Wakaf Los 1898, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, pada Jumat (4/7/2025) pagi. Pemakaman ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi tokoh-tokoh keturunan Arab di Bogor, termasuk ulama dan pejuang kemerdekaan.
Dalam prosesi pemakaman, hanya jemaah laki-laki yang hadir, sesuai adat dan tradisi masyarakat keturunan Arab. Kedua anak laki-lakinya turut membawa peti mati hingga ke liang lahat. Suasana haru terasa saat jenazah dimasukkan ke dalam makam. Habib Alatas, salah satu tokoh agama di Bogor, juga tampak hadir dalam acara tersebut.
Investigasi Polisi
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Agta Bhuana Putra, menyatakan bahwa ada indikasi kuat bahwa kematian Sidah Alatas bukanlah kecelakaan atau kematian alami. “Ada dugaan seperti itu (dibunuh). Dugaan sementara ada penyebab kematian tidak wajar,” ujar Agta kepada media.
Polisi masih menunggu hasil autopsi untuk mengetahui lebih lanjut tentang kondisi tubuh korban, termasuk jenis dan lokasi luka yang ditemukan. Selain itu, penyelidikan terhadap motif dan pelaku pembunuhan juga masih terus dilakukan.
“Kita masih lidik, termasuk motif dan tersangkanya,” tambah Agta. Sampai saat ini, polisi belum memberikan rincian detail terkait kemungkinan pelaku atau motif pembunuhan.
Misteri Motif Pembunuhan
Motif di balik pembunuhan Syarifah Sidah Alatas masih menjadi teka-teki. Mengingat profesinya sebagai notaris, tidak menutup kemungkinan kasus ini berkaitan dengan sengketa hukum atau konflik bisnis. Namun, hal ini belum dapat dipastikan karena penyelidikan masih berlangsung.
Selain itu, fakta bahwa korban ditemukan dengan kaki terikat menunjukkan bahwa ini bukan sekadar pembunuhan biasa, melainkan tindakan yang direncanakan dengan cara yang sadis. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa pelaku memiliki niat untuk menutupi jejaknya.
Hingga kini, mobil dan ponsel milik korban belum ditemukan. Kehilangan dua barang penting ini membuat penyelidikan polisi semakin kompleks. Mereka tengah memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi terakhir korban terlihat, serta mencari saksi-saksi yang mungkin melihat atau mencurigai aktivitas mencurigakan di sekitar waktu kejadian.
Reaksi Keluarga dan Masyarakat
Keluarga besar Sidah Alatas masih berduka atas kehilangan ibu yang begitu berpengaruh dalam hidup mereka. Kedua anak laki-lakinya terlihat sangat terpukul dan terlihat mendampingi jenazah ibunda sampai ke liang lahat. Sementara itu, masyarakat sekitar rumah duka juga turut merasakan kesedihan atas kepergian sosok yang dikenal dermawan dan mudah bergaul ini.
Pemakaman yang dihadiri para tokoh Arab di Bogor, termasuk Habib Alatas, menunjukkan betapa dihormatinya keluarga Alatas di kalangan masyarakat. Banyak yang menyampaikan belasungkawa dan berdoa agar pelaku segera ditemukan dan diadili sesuai hukum yang berlaku.
Harapan akan Keadilan
Kasus kematian Syarifah Sidah Alatas menjadi sorotan nasional, terutama karena status korban sebagai profesional perempuan yang mapan dan dihormati. Banyak pihak yang berharap polisi dapat segera mengungkap kasus ini, demi tegaknya keadilan dan memberikan rasa aman bagi masyarakat.
Proses penyelidikan masih terus berlangsung, dan publik menanti hasil autopsi serta pengungkapan fakta-fakta baru yang dapat mengarah pada penangkapan pelaku. Sembari menunggu kepastian, keluarga korban berusaha mempertahankan keteguhan iman dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini.
Syarifah Sidah Alatas meninggalkan kenangan mendalam bagi keluarga, tetangga, dan masyarakat luas. Sebagai seorang ibu tunggal yang sukses, ia telah membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi hidup. Kini, dunia hukum dan masyarakat Bogor kehilangan sosok yang patut dicontoh.